Waspadai Kampanye Hitam Pilkada Bukittinggi

- Rabu, 5 Februari 2020 | 15:12 WIB
Donny Magek Pilliang
Donny Magek Pilliang

Oleh Donny Magek Pilliang Gonjang ganjing jelang pilkada kota Bukittinggi sangatlah menarik disimak dan diikuti, setiap hari status medsos khususnya FB kawan2 penggiat demokrasi di kota wisata tersebut tak jauh dari persoalan-persoalan yang menyangkut petahana, dalam hal ini Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias yang sudah dipastikan maju kembali berpasangan dengan Dt Palang Gagah (Ketua LKAAM kota Bukittinggi). Dalam sebulan terakhir, serangan demi serangan bertubi- dilancarkan oleh netizen terhadap kebijakan yang dilakukan oleh sang walikota, mulai dari masalah sertifikasi pusat pertokoan Pasar Ateh, renovasi rumah dinas walikota, revitalisasi taman Jam Gadang, pembangunan RSUD, pembangunan kantor DPRD dan lain sebagainya. Menariknya, sampai hari ini semua persoalan itu muncul hanya sampai di sosmed dan beberapa media online saja, tanpa ada kelanjutan (tidak tahu juga mungkin sudah ada yang masuk ke ranah hukum). Dalam hati, Nun jauh diseberang pulau Sumatra denai bertanya-tanya sendiri, apakah semua serangan yang ditujukan kepada sang walikota hanya bumbu belaka? dimana serangan itu sengaja diciptakan di tengah-tengan masyarakat sebagai alat kampanye, yang nantinya akan menguntungkan sang petahana sendiri. Dan bisa juga serangan ini ibarat menangkap ikan dalam tabek (tabek dikundak bia aia karuah dan bada/ikan abih marangek) dengan begitu akan mudah untuk menangkap ikan tersebut karena sudah kalimpasingan, jadi ikan maa nan ka ditangkok lah nampak, apokah Nila, ikan rayo, bujair, limbek ataupun pantau. Dengan kata lain, ini hanya semacam skenario, bikin buncah kota, dng buncahnya kota akan keliatan siapa lawan dan siapa kawan, sebab saat ini masyarakat sangat gampang terpicu emosinya dng issue, tanpa harus mencari kebenaran-kebenaran tersebut terlebih dahulu. Selanjutnya sang petahana akan sangat gampang melakukan sosialisasi dan klarifikasi, juga akan sangat mudah mencuri hati calon pemilih tanpa harus mengeluarkan cost politik yang tinggi nantinya, karena tinggal membeberkan semua dokumen terkait kasus yang di publish selama ini, (sejarah politik kita dalam era pemilihan langsung ini sudah membuktikan, calon pemimpin yang ikut dalam kontestasi politik, baik itu Bupati/walikota Gubernur bahkan Presiden sendiri, yang sering dibully yang terpilih, dalam artian masyarakat/konstituen lebih memihak/memilih calon yang dibully tersebut, entah merasa iba atau simpati) Terakhir, dengan sudah dibukanya semua persoalan diatas tadi, lawan politik petahana secara otomatis kehilangan amunisi disaat-saat masa kampanye nanti untuk menyerang sang petahana, baik dalam penyampaian visi misi secara resmi maupun pembusukan di tengah-tengah masyarakat terhadap sang petahana ini. (*)

Editor: Dewan Redaksi

Tags

Terkini

X