-
Jakarta, Cakrawala.co-Satu persatu, ulama muncul ke permukaan memberikan nasihat kepada Emha Aninun Nadjib, agar tidak merasa paling hebat, paling suci, dan seolah-olah menjadi wali allah.
Nasehat para ulama yang selama ini jauh media sosial, jauh dari publikasi itu menjadi mengagetkan publik dan sekaligus menjadi pertanda bahwa hujatan Cak Nun bahwa Jokowi Firaun bukan hal yang remeh.
Mulai hari ini Cakrawla.co akan mengunggah berbagai pendapat dan nasihat para ulama tersebut, secara utuh tidak. Hari ini kita akan memulai dari nasihat dan pendapat KH Muhammad Abbas Billy Buntet Cirebon, atau Gus Abbas.
Seperti kita tahu Cak Nun sempat membuat geger publik setelah dalam kajian Maiyah yang digelar di Bangbang Wetan, Surabaya beberapa waktu lalu menyentil Jokowi Firaun.
Bukan itu saja, Cak Nun selain menyebut Jokowi Firaun kemudian Luhut Binsar Pandjaitan perlambang Haman dan pengusaha Anthony Salim serupa Qorun.
"Karena Indonesia dikuasai oleh Firaun yang namanya Jokowi, Qorun yang namanya Anthony Salim dan 10 Naga terus Haman yang namanya Luhut. Negara kita itu sesempurna dicekel cek wis gaono bocor-bocore oleh Firaun Haman dan Qorun itu seluruh sistem perangkat alat-alat politiknya sudah dipegang mereka semua, kon milih sopo wae ngko wis ono sik menang, nah itu dewasa tegak monggo tapi pokoknya," kata Cak Nun dalam video yang beredar luas.
Dikutip dari channel YouTube Saung Annadwah Channel, Gus Abbas menyayangkan pernyataan yang bernada menjelekkan sesama umat muslim itu keluar dari mulut Cak Nun.
Peryataan Cak Nun itu dianggap melenceng dan fatal dari segi agama. Bahkan dengan pengaruhnya yang besar berpotensi meracuni rakyat.
Dilihat dari tataran agama salah, menganalogikan Jokowi dengan firaun itu kesalahan fatal.
Segi agama kan Jokowi muslim, firaun kafir. Itu melenceng. Itu bisa menimbulkan asumsi yang kurang bagus dan meracuni rakyat dalam hal berdemokrasi secara sehat.
Kita boleh beda pendapat tapi tidak boleh menjelek-jelekkan apalagi mohon maaf memberi julukan yang tidak pantas. Itu sangat dilarang oleh agama, ujarnya seperti dikutip Senin (23/1/2023).
Ia menerangkan bahwa seseorang yang memberi julukan kepada orang yang dibenci Allah itu termasuk orang yang munafik.
"Kata Imam Jalaluddin Al Mahali siapa yang memberi julukan kepada orang yang dibenci itu termasuk orang yang di dalam hatinya ada titik kemunafikan," ucapnya.
"Saya tidak suka ada julukan ada cebong kadrun dan kampret, itu jangan. Allah saja memanggil kita dengan panggilan yang begitu baik dan indah, tapi kenapa kita memanggil sesama muslim dengan panggilan yang kurang baik. Itu jauh dari kebijaksanaan, dan jangan kalian tiru," imbuhnya.
Artikel Terkait
Jika Sampai Dihukum Mati, Sambo Bisa Bongkar Kebusukan Polisi dan Lembaganya
Kedatangan Jenazah Dubes RI Untuk Italia Almarhum Muhammad Prakosa di Rumah Duka di Bantul
Cak Imin Melamar Jadi Cawapresnya Prabowo Melalui Ijtimak Ulama Nusantara