CAKRAWALA.CO- Sebagai nabi terakhir yang diutus Allah SWT dalam misi pembawa rahmat bagi seluruh alam serta menyempurnakan akhlak manusia, Baginda Muhammad SAW selalu mendapatkan berbagai ujian, hinaan dan olok-olokan dalam tugas kenabiannya dari kaum kafir dan munafik. Tak hanya berlaku pada umat terdahulu melainkan terbawa hingga sekarang.
Dalam islam, hukum menghina, mencela dan mengolok-olok Nabi dan Rasul termasuk kekufuran dosanya lebih besar dari pada kemurtadan.
Bila celaan itu berasal dari seorang muslim maka merupakan kemurtadan dan bernilai lebih, sebagaimana telah dijelaskan dalam al-quran.
Pandangan Abdullah Ahmad Qadiri Siapa pun yang menghina Allah SWT atau menghina salah seorang dari Rasul-Nya, atau menghina salah satu dari malaikat-nya berarti, ia telah kafir.
Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman dalam QS. At-Taubah, 9: (65-66) “Mengapa kepada Allah, dan ayat-ayat-Nya serta rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak perlu kamu meminta maaf, karena kamu telah kafir setelah beriman”
Ayat ini menunjukkan bahwa siapa pun yang mengolok-olok Allah SWT atau syariatnya maupun rasul-nya, maka dirinya telah kafir.
Dari dalam diri para pengolok itu, Allah SWT lebih mengetahui apa yang mereka hendak lakukan kepada Nabi dan Rasul-nya.