Heboh Diskusi Sastra Erotika “Enny Arrow”

- Kamis, 20 Juli 2017 | 09:11 WIB

JAKARTA CAKRAWALA.CO ,- Selebaran undangan diskusi sastra erotika “Membaca Enny Arrow” yang menyebar di sejumlah group chatt, disambut riuh di jagad media sosial.

 “Semarang bakal bertambah sesak udaranya saat butir-butir keringat sebesar jagung bercucuran di sekujur tubuh Tante Mirna,” tulis sineas Iman Brotoseno di akunnya @imanbr.

“Epic neh seminar,” komen wartawan senior yang juga mantan anggota KPI, Ezki Suyanto (@ezkisuyanto).

“Buat di Jakarta Yuk,” timpal Iman Brotoseno.

Budayawan Arswendo Atmowiloto menyambut antusias. “Diskusi karya-karya Enny Arrow? Mau dong. Nostalgis.. juga magis,” tulisnya di akun @arswendo_atmo.

“Generasi sekarang enak. Pengen baca dan lihat yang erotis tinggal buka internet. Generasi dulu perlu perjuangan dan sembunyi2,” kicau @Ad1winat4.

“Bacanya pun perlu perjuangan.. banyak lembar halaman yang nempel karena lengket.. eh,” timpal @erkchia.

Ada juga netijen yang menganggap diskusi ini gak berguna. “Memangnya sudah kehabisan bahasan karya sastra yah. Sampai yang kayak begini harus diulas,” kicau @j4pra.

Diskusi sastra erotika “Membaca Enny Arrow” sendiri muncul dari Komite Sastra Dewan Kesenian Semarang, OpenMind Community, dan Kelompok “Surau Kami”.

Diskusi akan digelar Selasa 25 Juli 2017 di Kopium Kafe, Jalan Tusam Raya 26, Banyumanik, Semarang, Jam 1900 WIB. Dengan menghadirkan pembahas Khatibul Umam (dosen penulisan kreatif Fakultas Ilmu Budaya UNDIP), dan Purwono Nugroho Adhi dari komunitas “OpenMind”.

Siapa Enny Arrow?

Laman www.goodreads.com menulis Anny Arrow adalah penulis yang karyanya banyak dibaca generasi muda  di tahun-tahun 1977 hingga 1992.

Nama aslinya Enny Sukaesih Probowidagdo, lahir di Desa Hambalang, Bogor tahun 1924. Sosok ini memulai karirnya sebagai wartawan pada masa pendudukan Jepang, belajar Steno di Yamataka Agency, kemudian direkrut menjadi salah satu propagandis Heiho dan Keibodan. Pada masa Revolusi Kemerdekaan, Enny Arrow bekerja sebagai wartawan Republikein yang mengamati jalannya pertempuran di seputar wilayah Bekasi.

Menurut laman goodreads.com, Enny Sukaesih mulai menggunakan nama samaran “Enny Arrow” ketika menulis “Sendja Merah di Pelabuhan Djakarta”, pada tahun 1965. Nama “Arrow” diambil dari nama toko penjahit di kawasan Kalimalang, tempat Enny pernah bekerja.

Di tengah suasana politik 1965 yang tidak menentu, Enny berkelana ke Filipina, sebelum ke Hongkong, dan lalu mendarat di Seattle, Amerika.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Tips Memilih Bedcover yang Nyaman dan Sesuai Kebutuhan

Rabu, 27 September 2023 | 13:26 WIB
X