Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem dan Sayur Jadi Puncak Upacara Nyadran Agung Kulon Progo

Yogyakarta, Cakrawala.co- Ribuan warga berebut gunungan, puluhan gunungan hasil bumi, apem dan gunungan nasi ingkung menjadi puncak kemeriahan gelaran tradisi Nyadran Agung Pemda Kabupaten Kulon Progo, di Alun-alun Wates, Selasa ( 14/3/2023).

Dalam sekejab 22 gunungan ludes diserbu warga. Kendati berdesakan dan Saling berebut gunungan namun mereka tetap gembira. Mereka meyakini, ritual ini menjadi bagian ngalap berkah Nyadran Agung,

Prosesi Nyadran Agung diawali kirab bergodo yang membawa gunungan dari halaman Gedung DPRD setempat menuju selatan Alun-alun Wates. Kemudian kirab berjalan melintasi antara dua pohon beringin di tengah-tengah Alun-alun Wates.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan, rangkaian Nyadran Agung ini melibatkan tokoh agama, para pelaku budaya dan masyarakat yang bermakna pelestarian budaya,  juga ungkapan rasa syukur kepada  Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkah dan rahmatNya kepada warga Kabupaten Kulonprogo.

"Nyadran Agung ini sebagai upaya pencerahan batin kolaboratif seiring upaya menyegarkan spiritualitas dan pelestarian budaya masyarakat," ujarnya, dalam sambutan yang dibacakan Plt Asisten Pemberdayaan SDM Setda DIY, Aris Eko Nugroho MSi.

Sultan menegaskan, Nyadran, merupakan tradisi Islam-Jawa yang intinya penghambaan mendekatkan dan menyerahkan diri kepada Allah.

"Tradisi nyadran salah satu warisan budaya Islam-Jawa yang diajarkan Wali Sanga yang terangkai bagaikan sebuah untaian legenda, penuh ketakjuban dan sarat makna keislaman. Wali Sanga dikenal bukan hanya penyebar Islam yang gigih dan produktif tapi juga perintis berbagai kegiatan kreatif tradisi dan seni Islami," jelas nya.

Hadir dalam kesempatan itu, Kapolres Kulonprogo AKBP Muharomah Fajarini, SH, SIK, Pj Bupati Kulon Progo, Ketua DPRD Kulon Progo, Dandim 0731/Klp, Ketua Kejaksaan Negeri Kulon Progo, Ketua Pengadilan Negeri Wates, Dan Satradar 215/Congot, Komandan Batalyon Pelopor B Sat Brimobda DIY, Danpos AL Karangwuni, Sekda Kab. Kulon Progo, Kepala Kemenag Kulon Progo, Ketua Umum Bakor PKP, Seluruh Instansi Vertikal Kab. Kulon Progo, Seluruh Kepala OPD Kab. Kulon Progo, Seluruh Panewu, Seluruh Lurah, dan Tamu Undangan .

Tradisi Nyadran Agung ini dilaksanakan masyarakat Kulonprogo setiap bulan Syaban sesuai penanggalan Jawa.

Setidaknya ada 22 gunungan yang dikirab pada Nyadran Agung ini. Tiga gunungan utama, berupa gunungan apem, gunungan nasi gurih dan gunungan hasil bumi. Selain itu juga ada 12 gunungan dari kapanewon, dari BUMD dan BUMN yang ada di Kulon Progo.

Nyadran Agung dimulai dengan Kirab Bregada Prajurit Agung Guna Jaya Kaliagung Sentolo, kemudian kirab gunungan tumpeng ,gunungan apem, gunungan hasil bumi, gunungan dari 12 Kecamatan berangkat dari halaman Gedung DPRD Kabupaten Kulon Progo menuju Alun Alun Wates.

Banyak khasanah budaya lokal diubah jadi ekspresi baru melalui cara-cara halus, dengan mengubah estetikanya memasukkan sistem nilai yang islami. Hasilnya bisa kita nikmati dalam berbagai bentuk tradisi dan seni.

 Dalam seni suara, makna bait tembang Tamba Ati karya Sunan Bonang ada lima 'penawar hati' untuk jiwa yang 'sakit'. "Berkeislaman dalam kebudayaan itu bersifat dinamis," tuturnya.

Kepala Kundha Kabudayan setempat, Niken Probo Laras mengungkapkan rangkaian Nyadran Agung diawali mujahadah dan pengajian Gus Muwafik. Kirab dan doa bersama lintas agama dihadiri seluruh OPD, Kapanewon, Kalurahan dan Bakor PKP.