Kepemimpinan SBY, Presiden Hasil Pemilu Demokratis Pertama Indonesia Yahya Ayyas , Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, Universitas Indonesia Latar Belakang Singkat Pribadi SBY Warga Negara Indonesia mana yang tidak mengenal sosok Susilo Bambang Yudhoyono, seorang presiden Republik Indonesia yang ke-6 dan resmi menjabat per tanggal 20 Oktober 2004 hingga 20 Oktober 2014, persis sebelum Joko Widodo naik menggantikannya. Ia sering dianggap agak lamban oleh lawan politiknya, tetapi ia memiliki rencana tersendiri di balik itu semua. Beliau lahir di Tremas, Pacitan pada tanggal 9 September 1949 dari pasangan Raden Soekotjo dan Sitti Habibah dan merupakan anak tunggal. Bersama dengan istrinya, Kristiani Herawati, SBY memiliki 2 putra, yaitu Edhie Baskoro Yudhoyono dan juga Agus Harimurti Yudhoyono. Darah ayahnya yang adalah seorang prajurit Letnan Satu TNI rupanya mengalir pula ke jiwa SBY. Ini terbukti pada tahun 1968, setelah lulus SMA beliau ingin mendaftarkan dirinya ke AKABRI. Namun, karena terlambat mendaftar, ia pun akhirnya mendaftar ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai mahasiswa teknik mesin. Akan tetapi, ia tidak mengenal kata menyerah untuk tetap mendaftar ke AKABRI. Nasib baik pun berpihak kepadanya. 2 tahun kemudian, pada 1970 SBY diterima di AKABRI Magelang dan menjadi lulusan terbaik di tahun 1973. Ia diberi penghargaan Adhi Makayasa pada tahun yang sam Setelah lulus dari AKABRI pun beliau tetap menuntut ilmu kemiliteran hingga ke negeri Paman Sam. Karier militernya pun sangat cemerlang seperti pendidikannya. Setelah kembali dari negeri tersebut, ia langsung menjabat posisi Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Karier militer terbesarnya adalah menjadi perwira PBB di tahun 1995 untuk mengurusi konflik di wilayah Balkan yang terjadi perang saudara setelah runtuhnya Yugoslavia. Awal Karier Dunia Politik SBY memutuskan untuk keluar dari dunia kemiliteran pada tahun 2000 dan mulai masuk ke dunia politik. Karier pertamanya di bidang ini yakni menjadi Menteri Pertambangan dan Energi di era Abdurrahman Wahid atau kerap disapa Gusdur. Setahun berikutnya, SBY mendirikan partai Demokrat pada 10 September 2001. Tidak hanya berhenti di situ. Ia juga menjabat menkopolsoskam di era yang sama dan juga era Megawati. Tahun 2004 bisa dikatakan sebagai titik balik karier politiknya. Ia mengikuti pilpres pertama di Indonesia sebagai capres didampingi Jusuf Kalla sebagai cawapresnya lewat partai Demokrat. Pilpres kali ini cukup menegangkan baginya, sebab lawannya di pilpres kali ini juga tidak tanggung-tanggung, yaitu mantan atasannya sendiri, Megawati Soekarno Putri. Ia pun memenangkan pemilu di angka 60 persen dan segera dilantik menjadi Presiden NKRI ke-6. Di pemilu berikutnya pun ia kembali terpilih dan menjabat 2 periode atau total 10 tahun. Kepemimpinan Ala SBY Sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu kepemimpinan terlebih dahulu. Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan yang perlu dimiliki seorang invididu, dalam konteks ini seorang pemimpin untuk bisa merencanakan, mengatur, memengaruhi, dan memantau pikiran, perasaan, serta aktivitas anggota organisasinya untuk bersama-sama meraih tujuan dan keberhasilan di dalam organisasi yang dipimpinnya. Ada banyak sekali teori gaya kepemimpinan yang berkembang, tiga di antaranya adalah teori gaya kepemimpinan demokratis, delegatif, dan karismatik. Kepemimpinan demokratis adalah versi kepemimpinan yang lebih humanis dari kepemimpinan otoriter. Kepemimpinan ini menjunjung tinggi hak rakyat dan musyawarah untuk mengambil keputusan dan tidak berpihak di satu sisi namun semua pihak dilibatkan. Menurut Siagian (2002:121), ada beberapa kualifikasi dalam tipe dan gaya kepemimpinan demokratis, yaitu dalam hal memimpin, pemimpin memantau anggotanya secara wajar, lalu pemimpin juga menghargai gagasan atau saran yang ada, kemudian berusaha untuk membuat komunikasi yang baik dengan anggotanya, dapat melihat situasi dan beradaptasi dengan keadaan yang ada, mmpunyai sikap ketelitian dalam setiap keputusan yang akan dibuat setelah melalui musyawarah bersama, dan juga mampu mengajak anggotanya untuk meningkatkan kemampuannya Adapun kepemimpinan karismatik yakni kepemimpinan yang bergantung kepada daya tarik sang pemimpin, entah dari sisi kepintarannya, kewibawaannya, ataupun hal lainnya. Tidak semua orang memiliki daya tarik karismatik. Daya tarik ini bisa dinilai dari gaya bicara, bahasa tubuh, dan respon emosinya. Dikutip dari House (1977) dalam Yukl (2001:294), mereka menyatakan bahwasannya seorang pemimpin karismatik memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada bawahan. Para bawahan merasa bahwa keyakinan pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasakan kasih sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi kelompok atau organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tinggi, dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap keberhasilkan dari misi itu. Murai (2004:478) berpendapat bahwa kepemimpinan delegatif yaitu gaya kepemimpinan yang diawali oleh penyerahan wewenang seorang pemimpin kepada salah satu anggota organisasinya dengan harapan tugas yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan sesuai waktu yang ditentukan dan juga di dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan orientasi organisasi tersebut. Singkatnya, pemimpin akan mendelegasikan sejumlah kewajiban kepada bawahannya karena pemimpin percaya bawahannya mampu untuk untuk menyelesaikannya sendiri dengan sedikit atau tanpa sama sekali bantuan darinya. SBY diyakini memiliki 3 gaya kepemimpinan ini. Ini terbukti dari terpilihnya beliau sebagai Presiden dari hasil demokrasi (pemilu) dan daya tarik yang dimilikinya berhasil memikat 60 persen pemilih pilpres 2004. Selain itu, karier militernya yang apik semakin meyakinkan pemilih untuk mencoblosnya. Hal inilah yang membuatnya terpilih secara berturut-turut 2 periode, pertama dalam sejarah demokrasi Indonesia pasca reformasi. Segera setelah terpilih sebagai presiden di tahun 2004, SBY membentuk Kabinet Indonesia Bersatu. Kebijakan yang dipilihnya tidak lepas dari kontroversi pro dan kontra. Di tahun 2005, SBY sampai menaikkan harga BBM sebanyak 2 kali, yaitu bulan Maret dan Oktober. Dilanjutkan di tahun 2008 sekali lagi SBY menaikkan harga BBM. Protes pun mulai berdatangan, utamanya dari pihak oposisi yang menganggap dirinya tidak pro wong cilik. \ Namun, kebijakan open sky policy ala SBY patut diapresiasi sebab Tsunami yang menerpa Aceh dan Nias dengan cepat teratasi dan di sisi lain juga dapat meredam pemberontakan yang dilakukan organisasi separatis seperti GAM. Berkat negosiasi perdamaiannya dengan GAM pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia, SBY masuk ke dalam nominasi nobel perdamaian tahun 2006 meskipun harus mengakui mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari sebagai penerimanya. Selain itu, di bidang ekonomi Indonesia juga cukup tumbuh stabil di angka rata-rata 6 persen, peningkatan APBN hingga 4 kali lipatnya di angka 1000 triliun rupiah, PDB yang semakin melonjak naik, dan juga berbagai bentuk bantuan yang menyentuh rakyat secara langsung seperti Bantuan Langusng Tunai (BLT), Bantuan Langung Sementara Masyarakat (BLSM), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Beras Miskin (Raskin), dan lain-lain. Di tangan dingin SBY, politik luar negeri Indonesia mulai menunjukkan taringnya. Istilah yang digunakan adalah soft power diplomacy dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip bebas dan aktif seperti pendahulunya. Berkat kenetralannya, Indonesia menjadi anggota 6 badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); Dewan Keamanan PBB, Komisi Perdamaian, Dewan Hak-Hak Asasi Manusia, dan Dewan Ekonomi dan Sosial dan lainnya pada akhir tahun 2006-2007. Referensi: Liputan6. (2006). Presiden Yudhoyono, Nomine Nobel Perdamaian 2006. Dikutip pada 21 Desember 2021 dari: https://www.liputan6.com/global/read/130748/presiden-yudhoyono-nomine-nobel-perdamaian-2006 Demokrat. (2020). TIMELINE SEJARAH PARTAI DEMOKRAT. Dikutip pada 21 Desember 2021 dari: https://www.demokrat.or.id/sejarah/ Murtiana, Eli. (2017). MODEL KEPEMIMPINAN KARISMATIK SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM PARTAI DEMOKRAT. Dikutip pada 21 Desember 2021 dari: https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42846/1/ELI%20MURTIANA-FISIP.pdf Setiawan, Rahmat. (2014). HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KARISMATIK, KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DENGAN KINERJA BAWAHAN. Dikutip pada 22 Desember 2021 dari: https://repository.unair.ac.id/101597/1/Rahmat%20Setiawan_Artikel25_Hubungan%20Kepemimpinan.pdf Firdaus, Randy Fardi. (2018). Demokrat: Era SBY pertumbuhan ekonomi rata-rata 6%, pengangguran turun. Dikutip pada 22 Desember 2021 dari: https://www.merdeka.com/politik/demokrat-era-sby-pertumbuhan-ekonomi-naik-6-pengangguran-turun.html