Tri Rismaharini: Pemimpin Karismatik di Tengah Surabaya yang Terik Oleh: Pelangi Rizqia, Mahasiswa Universitas Indonesia. Tri Rismaharini, adalah sebuah nama yang sudah tidak asing lagi kita dengar. Ibu Tri Rismaharini atau yang lebih akrab kita sapa dengan panggilan Ibu Risma ini lahir di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 20 November 1961. Nama beliau mulai merebak ketika beliau menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dan berhasil mempercantik sudut-sudut kota Surabaya dengan tanaman-tanaman yang asri. Kemudian nama Bu Risma semakin santer kita dengar semenjak terpilihnya beliau pada Pilkada Surabaya dan menjabat sebagai Walikota surabaya selama dua periode kepemimpinan. Selama masa jabatannya, banyak sekali program-program yang beliau jalankan untuk membenahi Kota Surabaya sekaligus membuat Kota Surabaya memperoleh cukup banyak penghargaan di kancah Internasional. Menilik Gaya Kepemimpinan Tri Rismaharini Sebagai seorang pemimpin wanita, Tri Rismaharini mengadopsi gaya kepemimpinan yang karismatik dalam kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan karismatik ini dapat terlihat ketika beliau tidak segan untuk langsung memarahi sekaligus memanggil PNS Surabaya yang asik bersenda gurau ketika apel pagi sedang dilaksanakan. Selain itu, kemarahan beliau juga nampak ketika beliau sedang mengunjungi Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surabaya dan menemukan adanya permasalahan dalam proses pembuatan e-KTP. Beliau beranggapan bahwa software yang digunakan oleh Dispendukcapil Surabaya tidak profesional dan lamban sehingga mengakibatkan penumpukan antrean warga. Selain itu, karisma dari seorang Tri Rismaharini juga terlihat ketika beliau melokalisasi tempat atau wilayah prostitusi yang sudah ada sejak 1967 di Surabaya, yaitu Gang Dolly. Beliau sangat yakin untuk melokalisasi wilayah ini karena merasa miris dengan apa yang terjadi di Gang Dolly. Disana beliau melihat bagaimana seorang wanita berusia senja yang masih bekerja sebagai PSK untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan hanya dibayar seadanya. Selain itu faktor lain yang menjadi pendorong beliau untuk melokalisasi Gang Dolly ini adalah karena memikirkan anak-anak yang tinggal di wilayah tersebut, dimana sehari-harinya harus menyaksikan kegiatan yang tidak sepantasnya disaksikan oleh anak-anak di bawah umur. Dua alasan tersebut membuat Bu Risma semakin yakin untuk melokalisasi wilayah ini. Penutupan Gang Dolly sendiri bukanlah sesuatu yang mudah. Terdapat beberapa oknum yang biasa memperoleh keuntungan dari bisnis yang berjalan di Gang Dolly ini tidak setuju akan rencana penutupan wilayah tersebut. Meskipun begitu, dengan ketegasan dan tekadnya yang kuat beliau berhasil melokalisasi Gang Dolly ini. Tidak hanya melokalisasi wilayah prostitusi tersebut, beliau juga memberikan penyuluhan dan juga menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menjadi ladang pendapatan baru bagi para PSK di Gang Dolly agar kedepannya mereka dapat tetap memiliki penghasilan dan pekerjaan yang lebih layak. Pemimpin yang Selalu Melayani Sepenuh Hati Tri Rismaharini dalam kepemimpinannya sangat bertekad untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Tekad kuat yang dimiliki beliau untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera sejalan dengan salah satu teori kepemimpinan yang dikemukakan oleh Robert Greanleaf (1970), yaitu servant theory atau kepemimpinan yang berfokus terhadap pemberian pelayanan. Tri Rismaharini sendiri merupakan sosok pemimpin yang seringkali turun langsung ke jalan untuk melakukan pengawasan ataupun pengecekan ke sarana-sarana pelayanan publik. Hal ini dapat terlihat ketika beliau secara langung mengatur lalu lintas di Simpang Darmo, Surabaya. Hal ini beliau lakukan karena adanya peningkatan volume kendaraan yang menyebabkan kemacetan di Simpang Darmo tersebut. Selain itu, beliau juga pernah turun langsung untuk membenahi tanaman-tanaman yang rusak di Taman Bungkul Surabaya yang disebabkan karena terinjak-injak oleh warga yang sedang berebut untuk mendapat es krim gratis dari salah satu perusahaan. Beliau tanpa segan langsung memarahi pihak penyelenggara karena telah merusak fasilitas umum yang dibangun dengan uang rakyat, setelah itu beliau langsung berkoordinasi dengan Dinas Pertamanan Kota Surabaya untuk segera membenahi kerusakan pada taman tersebut. Seperti itulah gaya kepemimpinan seorang Tri Rismaharini yang bukan hanya menuai kontroversi, tetapi juga melahirkan segudang prestasi. Kepemimpinan Tri Rismaharini ini sangat menginspirasi, karena ketegasan dan bagaimana beliau selalu dengan sepenuh hati untuk melayani warganya. Sehingga setelah membaca kisahnya, apakah anda menjadi terinspirasi untuk menjadi pemimpin seperti Tri Rismaharini? Referensi: Ferdinandito, A., & Haryani, T. N. (2021). Gaya Kepemimpinan Servant Leadership dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik. Jurnal Mahasiswa Wacana Publik , I, 190-202. Pitasari, E. (2018). Kisah, Perjuangan, & Inspirasi Tri Rismaharini. Yogyakarta: Checklist. Ramdhani, L. E. (2015). Fenomena Kepemimpinan Fenomenal. Jurnal Borneo Administrator , XI, 268-296.