JAKARTA, CAKRAWALA.CO,- Dalam tradisi Jawa, keberadaan Nyi Roro Kidul yang dianggap sebagai penjaga pantai Selatan Jawa memiliki pengaruh besar dalam keberadaan masyarakat pantai.
Karena itu tidak heran jika tiap tahun ada sedekah laut, dengan membuang sesajen atau semacamnya.
Lagenda atau cerita rakyat inilah yang secara turun temurun hingga ada yang menganggap jika terjadi bencana apakah gunung meletus, tsunami dan gempa bumi, adalah akibat penjaga pantai kurang sesajen.
Jika dipikir secara rasional sesungguhnya pesan cerita Nyi Roro Kidul adalah agar umat manusia menjaga alam, bersikap tidak sombong. Dengan menjaga alam, maka alam akan menjaga kita.
Harian Republika tahun 2008 pernah menurunkan tulisan bahwa gambar Nyi Roro Kidul yang berwujud perempuan cantik dengan latar belakang pantai atau laut adalah metafora masyarakat Jawa yang memiliki makna khusus, seolah-olah ratusan tahun lalu pernah ada tsunami, namun belum tahu apa penyebabnya.
Seperti cerita Nabi Ibrahim ketika mencari tuhan, awalnya menganggap bulan adalah tuhan karena lebih besar dari patung2 waktu itu, tapi tenggelam juga. Lalu lihat matahari, ternyata tenggelam juga, sehingga berk simpulan semua itu bukan tuhan, sampai akhirnya menemukan tuhan itu tidak berwujud dan menguasai alam. Matahari dan bulan adalah materi yang bisa hancur bisa tiada, dan itu berarti tidak kekal juga tidak kuasa. Tuhan haruslah kekal dan tidak bisa tenggelam.
Maka gambaran Nyi Roro Kidul adalah simbol ada sesuatu kekuatan alam yang dijaga makhluk gaib, atau berdasarkan pengalaman ada suatu masa terjadi tsunami.
Peneliti tsunami dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) DR Eko Yulianto mengaku penasaran pada cerita Nyi Roro Kidul, legenda yang menurut dia juga pernah dibahas dalam kongres paranormal di Paris pada 1980an.
Dalam pertemuan di Eropa itu, para paranormal umumnya tertarik pada fakta bahwa legenda itu berkembang di kalangan masyarakat sepanjang selatan Indonesia, bukan hanya pantai selatan Jawa. Suatu kawasan yang sangat panjang. Itu pula yang menjadikan peneliti "paleotsunami " (tsunami purba) itu penasaran pada legenda tersebut.
Menurut Eko, kawasan tempat mukim masyarakat yang mewarisi legenda Nyi Roro Kidul itu, yang dikenal sebagai kawasan pantai selatan, berhadapan dengan Samudera Indonesia, yaitu daerah zona subduksi lempeng bumi.
Subduksi ialah proses menghujamnya lempeng benua yang bermassa lebih besar ke lempeng benua yang ada di bawahnya. Proses subduksi yang berlangsung terus-menerus itu yang menciptakan negeri kepulauan Indonesia beserta kesuburannya. Tapi, proses itu pula yang memberikan berbagai bencana, letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami.
Dalam kaitan itu, Eko memperlihatkan lukisan Nyi Roro Kidul yang merekam legenda tersebut. Di sana digambarkan seorang ratu yang mengendalikan kereta kuda dalam balutan ombak besar yang bergulung-gulung. "Jangan-jangan legenda itu sebenarnya pesan bahwa pernah ada tsunami di sana " katanya.
Itu dikuatkan dengan legenda ratu pantai selatan tersebut yang digambarkan sering meminta tumbal dengan mengirimkan ombak besar jauh ke daratan. Kemudian, sebagian korbannya dikirim kembali ke darat sebagai pesan dari Nyi Roro Kidul. Persis kejadian tsunami.
Bagi Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Herry Harjono, mengaitkan legenda Nyi Roro Kidul dengan sejarah tsunami merupakan ide "aneh" yang berpotensi untuk mengungkap sejarah kejadian tsunami. Dia mengatakan, bantuan ilmuwan sosial untuk mengungkap asal-muasal legenda itu juga diyakini bisa membantu penelitian sejarah kejadian tsunami.