BANDUNG, CAKRAWALA.CO,- Komisioner KPID Jawa Barat Syaefurrahman Albanjary mengingatkan media penyiaran untuk mengembangkan jurnalisme empati dalam peristiwa gempa yang melanda Cianjur dan sekitarnya Senin (21/11/2022).
"Pengembangan juralisme empati ini setidaknya dapat mendorong pemberitaan yang lebih manusiawi, mengurangi derita korban dan mendorong solusi kebersamaan menolong para korban," kata Syaefurrahman dalam KPID Talk di Radio Elshinta Senin (21/11/2022).
Syaefurrahman berbicara dampak gempa dan bagaimana sebaiknya jurnalis memberitakannya secara manusiawi. Syaefurrahman menyarankan jurnalis tidak memanfaatkan musibah sebagai cara menaikkan rating maupun jumlah penonton, dengan mengabaikan etika jurnalisme dan penyiaran.
Sebagai komisioner KPID Syaefurrahman juga mengingatkan bahwa dalam Pedoman Perilaku Penyiaran telah ditegaskan bahwa dalam liputan bencana, jurnalis harus mempertimbangkan pemulihan korban. Juga diatur agar jangan menambah derita korban, traumatik, dan karena itu tidak perlu menayangkan derita korban secara berulang-ulang.
"Dalam kondisi semacam ini maka junalisme empati menjadi cara bagaimana jurnalis menngkatkan derajat kemanusiaan, mendorong publik berkolaborasi menolong korban dan mencari solusi masalah yang dihadapi korban. Jadi pemberitaan jangan menambah korban jadi truma dan takut," kata Syaefurrahman.
Menurut Syaefurrahman, jurnalisme empati mengajarkan kita bahwa jurnalis perlu menulis dari sisi korban untuk dapat merasakan apa yang mereka derita. Bukan mencari dan memberitakan sesuai dengan keinginan dari para pembaca maupun jurnalis sendiri, tapi bagaimana dan apa yang nara sumber/korban ingin sampaikan tentang hal yang dia rasakan.
Kuncinya bukan sekadar memenuhi unsur 5W dan 1 H, tetapi lebih dari itu, yakni pertanyaan mendasrnya untuk apa kita memberitakan hal ini. "Kita harus melihat dampak dari pemberitaan korban bencana," katanya Syaefurrahman yang juga Ketua Umum Aliansi Jurnalis Video (AJV).
Hingga Senin sore, jumlah korban meninggal yang dihimpun badan nasional penanggulangan bencana tercatat korban meninggal dunia 46 orang dan luka-luka 700 orang. Ratusan rumah dan bangunan pemerintahan juga dilaporkan rusak. (red/*).