Subulussalam- Aceh : Sebanyak 1.945 Hektar lahan perkebunan kelapa sawit sudah mulai ditanami, dari total 2.651 Hektar yang sudah direkomendasi teknis (Rekomtek) Dirjenbun untuk program Peremajaan Kelapa Sawit (PSR) di Kota Subulussalam, untuk tahun 2020 sampai akhir tahun 2021. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Perikanan (Distanbunkan), Rosihan Indra dalam laporan kegiatan sesaat sebelum Sosialisasi Program Nasional PSR di Hotel Hermes One, Kamis (25/8/2022) di gelar. Menurut Rosihan,  jumlah koperasi yang mendapat rekomtek kementerian untuk pelaksanaan program PSR di Kota Subulussalam berjumlah sekitar 10 kelembagaan, "Usulan di tahun 2022 sedang dilakukan proses verifikasi terhadap lahan seluas 3.977 hektar yang mengakomodir sebanyak 1.800 petani dari berbagai kategori kelembagaan pelaksana program" Papar Rosihan. Walikota Subulussalam Affan Alfian Bintang, yang membuka kegiatan tersebut meminta kepada pihak Distanbunkan agar dapat merealisasikan program ini dengan baik dan maksimal, "Saya minta kepada kadis untuk dapat mengawal program PSR ini dengan baik, dan tidak melanggar hukum,", Kata Bintang. Menurut Bintang, berdasarkan data yang ia terima, saat ini rata-rata hasil produksi TBS per hektare di Kota Subulussalam hanya di kisaran 500 sampai 800 kilogram, hal ini dipengaruhi beberapa sebab, diantara nya usia sawit yang sudah diatas 25 tahun dan tidak lagi produktif, perawatan kebun yang kurang maksimal, juga karena faktor bibit yang tidak berkualitas, "Saya berharap dengan program PSR ini, petani akan memiliki kebun sawit yang baik, sehingga hasil produksinya nanti bisa lebih tinggi dari yang sekarang" tambah Bintang. Selain Walikota Subulussalam dan Kadisbuntankan, kegiatan sosialisasi PSR ini juga dihadiri oleh para narasumber yang berasal dari lintas instansi, seperti Sekretaris Tim PSR Distanbunkan, Tim Kejaksaan Negeri Subulussalam, Tim Perwakilan Kantor Pertanahan-BPN Kota Subulussalam dan Tim KPH Wilayah VI Aceh. (MR)