BLITAR CAKRAWALA.CO - Pemerintah memberlakukan kebijakan larangan mudik 2021. Tanggal larangan mudik Lebaran 2021 ditetapkan selama 6-17 Mei 2021. Pemerintah juga memperketat syarat bepergian atau pengetatan sebelum dan sesuai larangan mudik 2021. Regulasi larangan mudik 2021 diatur dalam Surat Edaran Nomor 13 Tahun 2021 dari Satgas Penanganan Covid-19 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Covid-19 Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah. Sementara pengetatan bepergian itu tertuang dalam Addendum Surat Edaran Satuan Tugas (SE Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021. Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kota Blitar dr Syahrul Alim mengatakan, larangan mudik tersebut sebenarnya adalah upaya pemerintah demi menjaga kesehatan semuanya. Baik melindungi yang di Blitar maupun juga menjaga yang akan ke Blitar. "Seperti yang kita lihat di medsos yaitu India, ketika negara tersebut membuka kembali pengetatan yang dijalankan sebelumnya, maka langsung terjadi kenaikan trend kasus bahkan Strange virusnya sudah bermacam-macam. Nampak sekali bahwa pola dari masyarakat yang awalnya patuh kemudian longgar, maka terjadi lonjakan kasus jauh melebihi sebelumnya," terang Syahrul, Minggu (25/4/2021). Namun kenyataannya, banyak masyarakat yang melanggar. Khusus bagi warga Kota Blitar yang berdomisili disini, kata ia, hendaknya lebih waspada dan berhati-hati kalau ada famili yang hendak mudik agar dicegah dulu. Namun jika sudah terlanjur hendaknya disikapi dengan bijak misalnya cek antigen atau swab termasuk isolasi mandiri dan mengurangi mobilitas ketika berada disini. "Jangan sampai kejadian beberapa waktu lalu, dimana kasus harian sebanyak 25 hingga 30 bahkan lebih, terulang lagi," katanya. Sebagai dokter yang cukup paham masalah kesehatan ia mengingatkan agar pola masyarakat dalam kondisi seperti ini harus konsisten. Meski saat ini di RS Kota Blitar jumlah pasien Covid menurun sekali, namun ia khawatir jika ada kasus, kondisinya pasti sedang sampai berat bahkan fatal. "Bisa jadi yang kena sedikit tapi langsung berat. Jika masyarakat kurang waspada atau kurang menjaga diri maka ketika ada swab masal jumlahnya langsung banyak, dan itu dimungkinkan karena kesadarannya menurun dan mobilitasnya seperti kondisi normal," imbuhnya. Ia pun berharap agar kesadaran untuk memeriksakan diri tumbuh. Jika tidak, katanya, maka akan merugikan dirinya sendiri. "Jika ada gejala, mohon segera memeriksakan diri. Jika tidak mau dicovidkan okay gak apa-apa, tapi harus berdiam diri saja/isolasi. Larangan mudik adalah demi menjaga kesehatan semua," pungkasnya. (Adv/ek)