• Rabu, 27 September 2023

NCKL Berhasil Produksi Baterai Kendaraan Listrik dari Nikel Sulfat

- Rabu, 24 Mei 2023 | 17:00 WIB
Nikel sulfat yang berhasil diproduksi PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha NCKL. (Foto: Humas Harita)
Nikel sulfat yang berhasil diproduksi PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha NCKL. (Foto: Humas Harita)

CAKRAWALA.CO- PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), melalui anak usahanya PT Halmahera Persada Lygend (PT HPL), siap memproduksi nikel sulfat.

Sekretaris Perusahaan NCKL Franssoka Y. Sumarwi, Rabu 24 Mei 2023 mengungkapkan, saat ini pabrik nikel sulfat yang berlokasi di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara sudah memasuki tahap ramping up untuk mencapai kapasitas produksi secara penuh. Pabrik nikel sulfat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.

 Baca Juga: Harita Nikel akui Tidak Gampang Kembangkan Baterai Kendaraan Listrik
“PT HPL untuk pertama kalinya berhasil memproduksi nikel sulfat kelas baterai pada 25 Maret 2023. Kami bersyukur sekali karena ini merupakan tonggak sejarah pencapaian baru dalam sumber daya energi baru di Indonesia,” kata Franssoka.

Indonesia akan tercatat sebagai produsen bahan baku prekursor katoda baterai kendaraan listrik dan posisi Indonesia dalam peta industri baterai kendaraan listrik akan semakin bergengsi.

Lebih lanjut Franssoka mengungkapkan NCKL terus menyempurnakan dan meningkatkan produksi hingga mencapai total kapasitas produksi 240 ribu metrik ton (MT) nikel sulfat per tahun yang diperkirakan pada pertengahan tahun 2023.

Baca Juga: Sri Mulyani Berikan Insentif Pajak Bagi Kendaraan Listrik

Perusahaan yang sebelumnya menjadi pionir dalam produksi bauran nikel dan kobalt, Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) pada tahun 2021 ini, tidak hanya menghasilkan nikel sulfat. Hilirisasi dan pemurnian MHP juga akan menghasilkan kobalt sulfat (CoSO4). Nikel sulfat dan kobalt sulfat merupakan material inti pembuatan katoda sumber energi baru, yaitu baterai kendaraan listrik.

Pabrik Nikel sulfat yang dikelola PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha NCKL, di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Pabrik Nikel sulfat yang dikelola PT Halmahera Persada Lygend, anak usaha NCKL, di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

“Dua senyawa ini merupakan contoh nyata keberhasilan konservasi dan peningkatan nilai tambah mineral, karena berasal dari pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah atau limonit yang sebelumnya tidak bisa diolah atau menjadi overburden. Teknologi yang tepat, yaitu High Pressure Acid Leach (HPAL) dan etos kerja yang tinggi memungkinkan ini terjadi,” tambah Franssoka.

Kapasitas produksi PT HPL memungkinkan perusahaan untuk mengolah dan memurnikan seluruh produksi MHP menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat. Namun pada tahun 2023, anak usaha NCKL ini baru merencanakan untuk mengolah sekitar 50 persen MHP menjadi nikel sulfat. PT HPL juga sedang menjajaki penjualan dengan beberapa pembeli potensial dan diperkirakan ekspor perdana nikel sulfat akan dilakukan pada awal Juni 2023.(*) 

 

Editor: Ifan Gusti

Tags

Terkini

Puan Sampaikan Selamat Buat Kaesang Jadi Ketum PSI

Rabu, 27 September 2023 | 09:10 WIB

STIK Gelar Lomba Karya Tulis Ilmiah Berhadiah 75 juta

Sabtu, 16 September 2023 | 14:05 WIB

Detil Buku

Kamis, 14 September 2023 | 11:46 WIB

Buku Pedoman Pembuatan Akta-Akta

Kamis, 14 September 2023 | 07:26 WIB
X