JAKARTA, CAKRAWALA.CO,- Ada alasan yang patut dicermati mengapa proyek BTS (Base Transceiver Sistem) 4G mangkrak, salah satunya adalah karena diganggu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Ini keterangan Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata di DPR Jumat (19/5/2023).
Isa bicara terkait pengadaan proyek menara base transceiver station (BTS) 4G yang dikorupsi. Kasus itu telah menyeret Menkominfo Johnny G Plate sebagai tersangka.
Baca Juga: Selain Johnny G Plate, Ada 5 Tersangka Lain Kasus Proyek Pembangunan BTS Kominfo
"Sebagian yang di daerah Papua itu yang mengalami permasalahan keamanan, itu yang jadi masalah (mangkrak) itu di sana," kata Isa kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023).
Isa menyebut bahwa pemerintah akan tetap mencari jalan untuk Indonesia terhubung dengan layanan telekomunikasi dan informatika. Dengan begitu daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) juga bisa merasakan akses internet.
"Ya pada akhirnya kita harus cari jalan untuk bisa, kan kita ingin Indonesia semua connected semuanya," ucapnya sebagaimana diberitakan detikFinance.
Baca Juga: Adik Johnny G Plate Kembalikan Uang dari Proyek BTS BAKTI Kominfo Rp 534 Juta
Isa menuturkan untuk anggaran proyek BTS 4G itu pada 2023 tinggal sedikit lagi.
Namun ia tak merincikan berapa besaran anggaran yang telah dicairkan pada tahun ini, termasuk rencana pada tahun depan.
Sebelumnya Menko Polhukam Mahfud Md juga menyebut proyek BTS yang menyeret Johnny Plate mangkrak. Kasus ini diduga merugikan negara hingga mencapai Rp 8 triliun.
"Mangkrak dan belum ada barangnya, yang adapun mangkrak. Oleh sebab itu semula dihitung kerugian oleh kejaksaan itu sekitar Rp 1 sekian triliun, namun kemudian BPKP turun tangan," kata Mahfud di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (18/5) lalu.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Mahfud MD Jadi Plt Menkominfo Gantikan Johnny G Plate
Proyek tersebut dimulai pada 2020 dan ditargetkan rampung pada 2024. Nyatanya pada 2021 dana sudah keluar Rp 10 triliun, namun barang belum juga terlihat.
"Sebenarnya akan dimulai sejak 2020 itu sudah dalam pengeluaran dana dari Rp 28 triliun yang dianggarkan sampai 2024. Itu sudah keluar sekitar Rp 10 triliun untuk proyek 2020 sampai 2021. Dimulai tahun 2021, tetapi sampai akhir tahun 2021 tuh barangnya nggak ada," ucapnya.
"Lalu diperpanjang sampai Maret, untuk mencetak taruhlah sederhana tiang-tiang pemancar sinyal itu seharusnya 4.200 lalu ditunda, eh 1.200 lalu ditunda karena barangnya enggak ada," sambungnya.