Mengintip Dampak Susu Kental Manis, Simak Penjelasannya Ahli Gizi

- Jumat, 24 Februari 2023 | 20:09 WIB
Bahaya kental manis (Pixabay/ag/cakrawala.co)
Bahaya kental manis (Pixabay/ag/cakrawala.co)

JAKARTA, CAKRAWALA.CO - Sebagian besar orang tua di Indonesia menilai bahwa Kental Manis atau dikenal Susu Kental Manis (SKM) yang beredar di pasaran baik untuk dikonsumsi rutin. Namun nyatanya terdapat resiko buruk yang menanti.

Diungkapkan Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, pemberian kental manis sebagai pengganti susu tidak dianjurkan.

“Saya sangat tidak menganjurkan kental manis untuk diberikan kepada bayi atau anak-anak, bagi orang dewasa pun tidak terlalu baik,” kata Ali dikutip dari ANTARA Jumat (24/2/2023).

Baca Juga: Bidang Kesehatan Kembali Raih Penghargaan Nasional untuk Pemko Bukittinggi

Menurut Ali, SKM mengandung susu yang diuapkan sehingga menjadi lebih kental. Susu yang diuapkan itu mendapat tambahan kandungan gula dan karbohidrat yang sangat tinggi sehingga membuat kental manis tidak baik dijadikan asupan gizi untuk bayi dan anak-anak.

“Ini ibarat kita membohongi anak-anak kita karena memang bentuknya seperti susu dan rasanya enak, namun, bila rutin mengkonsumsi risiko obesitas pasti terjadi,” kata Ali.

Ali menyebut kandungan susu pada kental manis sangat minim. Komposisi kental manis 60 persen di antaranya adalah karbohidrat yang terbentuk dari gula dan 30 persen sisanya adalah lemak.

Baca Juga: Resmikan SPBB Pertades Bupati Trenggalek Berharap Usaha Bisa Berkembang

Sementara susu formula, baik yang berbentuk cair maupun bubuk, mengandung kalsium dan protein yang sangat tinggi. Gizi baik pada susu yang sesungguhnya, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan anak-anak, tidak ditemukan pada kental manis.

Ali menyebut kegunaan kental manis hanya sebagai penambah rasa, seperti taburan pada minuman atau makanan, bukan sebagai pengganti susu.

“Ini sebetulnya hanya untuk penambah selera saja,” kata Ali menambahkan.

Obesitas, yang bisa terjadi akibat konsumsi gula yang berlebihan, mempunyai dampak buruk terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak, termasuk aspek perkembangan psikososial.

Anak obesitas berpotensi mengalami berbagai penyakit yang menyebabkan kematian antara lain penyakit kardiovaskular, jantung, hingga diabetes melitus, selain bisa menjadi korban perundungan di sekolah maupun lingkungan sosial lainnya.

Baca Juga: Penggunaan Pupuk Organik Perlu Adanya Dukungan, Komisi IV Beberkan Alasannya

Halaman:

Editor: Agus Rianto

Sumber: Antaranews.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Inilah Sederet Manfaat Tomat untuk Wajah Glowing

Kamis, 6 April 2023 | 10:34 WIB
X