Sleman, Cakrawala.co,- “Sleman Volcanic Park” atau yang kini dinamai Museum Terbuka Bakalan, secara resmi di buka setelah mengalami beberapa kali renovasi. Museum Bakalan ini berisi berbagai benda akibat peristiwa besar Erupsi Gunung Merapi 2010 di Kalurahan Argomulyo Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY) Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, pembangunan Museum Terbuka Bakalan Cangkringan ini diharapkan dapat menambah destinasi Pariwisata di Kabupaten Sleman. Se;ain tentu untuk tetenger ( menandai ) peristiwa dahsyat Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010. Museum ini bertajuk “Sirno Jalmo Lenaning Paningal” atau berarti hilangnya manusia karena hilangnya kewaspadaan ini mengandung maksud bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi memahami akan resiko bencana erupsi Merapi, sehingga kedepannya diharapkan tidak ada lagi korban karena kealpaan masyarakat itu sendiri. Pembangunan “Sleman Volcanic Park” sebagai penanda Museum Terbuka Bakalan dimulai dengan dana APBD 2017 dengan nilai 150 Juta Rupiah. Selanjutnya pada tahun 2018 Pemkab Sleman melakukan pembelian 7 bidang tanah dengan luas 6.619 m² dengan nilai pembelian 2,6 miliar Rupiah untuk pengamanan material erupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010. Pada tahun 2019, melalui APBD dinas Pariwisata Sleman melakukan pembangunan akses masuk dan balkon Museum Terbuka Bakalan, dengan nilai 130 juta Rupiah. Selanjutnya pada tahun Anggaran 2020 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Penugasan Bidang Pariwisata dilaksanakan kegiatan Penataan dan Pembenahan Lingkungan Museum Terbuka Bakalan berupa pembuatan Pergola, Penataan Lansekap dan Pembuatan Toilet dengan nilai kontrak fisik dan penunjang sebesar 419 juta Rupiah. Dan pada tahun Anggaran 2021 melalui kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Penugasan Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata memperoleh anggaran dengan nilai kontrak fisik sebesar 1,57 Miliar Rupiah, untuk penyempurnaan Museum Terbuka Bakalan Cangkringan berupa pembangunan jalan setapak, pembuatan rambu-rambu penunjuk arah di dalam kawasan, pembangunan toilet, pembuatan tempat parkir, pembuatan papan interpretasi, penyediaan fasilitas kebersihan dan penyediaan fasilitas mitigasi. Pada akhir tahun 2020 yang lalu kelompok masyarakat Padukuhan Bakalan memperoleh hibah pariwisata dari kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Sebesar Rp.145 juta untuk renovasi bangunan pendopo. Pengeloaan Museum Terbuka Bakalan nantinya akan dikerjasamakan dengan Pokmas Penggiat Pariwisata Desa melalui Bumdes Kalurahan Argomulyo agar lebih dapat menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat setempat. Untuk akselerasi tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Terbuka Bakalan kami juga akan menggandeng Komunitas Jeep Wisata untuk memasukan trip/jalur jeep wisata masuk ke Kawasan Museum Terbuka Bakalan. Dengan selesainya penyempurnaan destinasi Museum Terbuka Bakalan dapat memberikan wisata edukasi dan wisata mitigasi bencana sehingga memberikan pengalaman sebagai wisata minat khusus bagi pengunjung yang datang ke Kabupaten Sleman. Sementara itu Bupati Sleman dalam sambutannya mengatakan keberadaan museum terbuka ini tidak hanya dapat dinikmati sebagai sebuah destinasi wisata baru di Sleman, tapi lebih dari itu keberadaan museum ini menjadi saksi dahsyatnya erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun yang lalu. Diharapkan museum ini dapat mengingatkan kita bersama tentang potensi bencana erupsi yang kita miliki. “Saya berharap keberadaan museum ini dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan dan menstimulus pemahaman masyarakat dan wisatawan tentang kapasitas mitigasi bencana erupsi Merapi dan tetap waspada”, lanjut Kustini. “Selain itu, mengingat ini adalah museum terbuka, saya berharap pengelola dan masyarakat sekitar dapat menjaga dan melestarikan keberadaannya. Ini merupakan situs bersejarah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Jangan sampai ada coretan-coretan atau aksi vandalism pada area museum. Semoga keberadaan museum ini dapat turut serta meningkatkan geliat perekonomian masyarakat sekitar museum”, tambahnya. (gon)