Sri Sultan HB-X Resmikan Balai Budaya Girikerto dan Sendang Agung

- Minggu, 12 Desember 2021 | 21:01 WIB
Sri Sultan HB-X
Sri Sultan HB-X

Yogyakarta, Cakrawala.co, – desa mandiri budaya ( DMB ) itu seperti tertuang Perdais nomor 3 tahun 2017, yang menyebutkan bahwa pembinaan kebudayaan dengan ciri inklusifitas, dimana masyarakat menjadi subyek dalam pengembangan budaya. Ini merupakan upaya pelestarian, mencakup perlindungan, pengembangan dan pemanfataan akan kekayaan dan keberagaman budaya dilingkup desa/kalurahan, dimaksudkan untuk mengukuhkan jati diri ke Jogjakartaan sebagai bagian integral dari budaya nasional. Demikian disampaikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada Peresmian balai budaya girikerto dan Sendang Agung Serta Penyerahan Pengadaan Sarana Prasarana Kebudayaan Tahun 2021, Jumat (10 /12) di Kalurahan girikerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman. Sri Sultan menjelaskan, Desa/kalurahan mandiri budaya adalah desa mahardika, berdaulat, berintegritas dan inovatif dalam menghidupi dan mengaktualisasikan nilai-nilai keistimewaan, melalui pendayagunaan segenap kekayaan, sumber daya dan kebudayaan yang dimilikinya dengan melibatkan partisipasi aktif warganya. “Cita rasa karsa harus menjadi karya. Karya itulah peradaban. Mesin itulah akal manusia. Lewat kreativitas inovasi ini, tentu nantinya pertumbuhan ekonomi di girikerto akan mewujud menjadi desa yang mandiri dan berbudaya,” ungkap Sri Sultan. Masyarakat menjadi subjek dalam pengembangan nilai-nilai keistimewaan melalui pendayagunaan segenap kekayaan sumber daya dan kebudayaan dengan partisipasi aktif. Pertumbuhan ekonomi masyarakat desa girikerto khususnya, memang berada ditangan masyarakat sendiri. Bagaimana mewujudkan desa yang mandiri dan berbudaya serta berdaya guna sehingga mampu menghidupi masyarakatnya tanpa merasa berat. Kesadaran untuk menumbuhkan ekonomi inilah yang harus dipupuk oleh masyarakat di kelurahan ini. “Desa mempunyai potensi sendiri dan dikelola sendiri. Kemudian masyarakat pun berbelanja produk-produk asli dari desa. Nah cara ini adalah cara bagaimana kemandirian bisa terwujud. Jika produk lokal desa ada dan tersedia, jangan beli di luar. Karena kesadaran ini yang menumbuhkan ekonomi mandiri,” jelas Sri Sultan. Pun dengan anak mudanya. Sri Sultan menekankan untuk mereka juga mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga tidak perlu keluar dari desa menuju arus urbanisasi. Membangun desa sendiri tentu akan mampu meningkatkan mutu kemandirian. Lapangan kerja ini bisa diusahakan oleh masing-masing dari mereka dengan mengembangkan kreativitas dan ekonomi. Sri Sultan berharap, dana keistimewaan yang telah disalurkan ke girikerto akan mampu menjadikan daerah ini bisa mengikuti jejak-jejak daerah lain sseperti Breksi, Mangunan, Niten dan lain sebagainya. Jangan sampai apa yang sudah diberikan pemerintah hanya berhenti dan tidak mampu dikembangkan guna mendukung kemandirian. Dian Lakshmi Pratiwi, kepala Dinas Kebudayaan DIY mengungkapkan Pembinaan dan pengembangan kebudayaan bertujuan membangun desa atau kelurahan sebagai lembaga kebudayaan. Selain itu juga mewujudkan budaya yang berkembang kelurahan untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi seni budaya serta meningkatkan kualitas seni yang ada di masyarakat. Danais diberikan kepada kelompok-kelompok pengelola seni budaya, kegiatan PKK desa mandiri budaya girikerto dan juga pembangunan jalan tembus girikerto menuju wisata Taman Nasional Gunung Merapi sepanjang 700 M. “Selain itu kita lakukan rehabilitasi pasar hewan, penghijauan pada 34 titik di Lereng Merapi serta dukungan peningkatan potensi UMKM, pelatihan budaya seperti jemparingan, menari, dan lain sebagainya,” jelas Dian. Kesemuanya itu adalah kerjasama antara Dinas Kebudayaan DIY serta Paniradya Keistimewaan DIY sebagai wujud program keistimewaan DIY oleh Pemda DIY dan untuk masyarakat DIY. Selain itu juga dilakukan kerjasama dengan para pematung untuk memunculkan area konservasi budaya politik sebagai agen budaya di desa guna mengembangkan karakter dan nilai-nilai Kejogjakartaan dalam kehidupan masyarakat di lingkungan kelurahan budaya serta meningkatkan kesejahteraan generasi sumber daya manusianya. Hadir pada acara tersebut, Wakil Bupati Sleman, Asisten Pemberdayaan Masyarakat Sekda DIY, Paniradya Pati DIY, perwakilan Pemkab Kulonprogo dan Gunung Kidul, pejabat dilingkungan Pemkab Sleman, Kapanewon dan Kalurahan diwilayah Kabupaten Sleman serta para penerima sarana prasarana kebudayaan. (gon)

Editor: Dewan Redaksi

Tags

Terkini

X