Yogyakarta, Cakrawala.co,- Enam Desa Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY) berhasil meraih juara pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Empat desa yakni Kampung Wisata Rejowinangun Kota Yogyakarta yang meraih Juara 2 untuk Kategori Penerapan CHSE, serta Desa Wisata Tinalah, Kabupaten Kulon Progo yang meraih Juara 4 Kategori Desa Digital. Desa Wisata Sambi (Breksi), Kabupaten Sleman meraih Juara 5 Kategori Desa Wisata Maju, serta Desa Wisata Kaki Langit Mangunan, Bantul meraih Juara 3 juga di Kategori Desa Wisata Maju. Selain itu, dua desa lainnya yakni Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul dan Desa Wisata Pentingsari, Sleman mendapatkan penghargaan khusus yakni Desa Wisata Mandiri Inspiratif. Penghargaan khusus ini diberikan kepada Desa Wisata yang telah menjadi pionir pengembangan Desa Wisata di Indonesia, memberikan inspirasi dan menjadi Desa Wisata mandiri selama ini. Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X mengatakan, di saat pandemi seperti sekarang ini, sektor pariwisata menjadi yang paling terdampak. Padahal sektor pariwisata menjadi salah satu sektor penting penggerak perekonomian, bagi Daerah Istimewa Yogyakarta maupun nasional. "Mewakili Pemerintah Daerah DIY, mengapresiasi penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 yang diberikan kepada Desa Wisata Nglanggeran dan Desa Wisata Pentingsari untuk Kategori Desa Wisata Mandiri Inspiratif. Saya juga mengapresiasi empat Desa Wisata lainnya di DIY yaitu Desa/Kampung Wisata Rejowinangun, Desa Wisata Sambi (Breksi), Desa Wisata Tinalah dan Desa Wisata Kaki Langit, yang masuk 50 besar pada penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021," tutur Sri Paduka. Sri Paduka juga mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Nglanggeran yang telah meraih predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) PBB. "Sesuai dengan tujuan digelarnya Anugerah Desa Wisata Tahun 2021 ini, saya berharap Desa-Desa Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta bisa berkembang menjadi destinasi pariwisata berkelas dunia dan berdaya saing tinggi," imbuh Sri Paduka usai menerima anugerah ADWI 2021 kemarin. Menparekraf RI, Sandiaga Uno mengatakan, selama ini pasti banyak pemikiran tentang bagaimana membangun desa, termasuk Desa Wisata. "Tapi setelah saya mengunjungi dan melihat sendiri kondisi-kondisi desa hampir di seluruh Indonesia, saya justru meyakini desalah yang dapat membangun Indonesia. Dan Desa Wisata akan menjadi lokomotifnya," imbuhnya. Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah telah menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu penggerak ekonomi Indonesia. Karena penanganan COViD-19 di Indonesia semakin baik hal ini menjadi penting karena ke depan yang didorong pada situasi pandemi adalah wisatawan nusantara. "Oleh karena itu, pembangunan secara terpadu mampu mendorong transformasi budaya dan ekonomi desa. Tiap desa tentu paham potensi yang dimiliki. Saya apresiasi, atas nama Bapak Presiden, dalam penyelenggaraan Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021 ini menjadi momentum mendorong geliat pengembangan Desa Wisata khususnya dalam pemulihan ekonomi nasional," ungkapnya. Dikatakan Airlangga, acara ini juga diharapkan menjadi wahana promosi bagi wisatawan domestik agar dapat mengembangkan Desa Wisata baru sebagai pengungkit perekonomian desa dan daerah. Pada kesempatan lain Sekretaris Pengelola Desa Wisata Nglanggeran, Sugeng Handoko mengungkapkan rasa syukurnya atas penghargaan yang diraih Desa Wisata Nglanggeran menjadi salah satu Desa Wisata Mandiri Inspiratif di Indonesia. Dijelaskannya, Desa Wisata Mandiri Inspiratif adalah penghargaan khusus yang diberikan kepada tujuh Desa Wisata dari 50 Desa Wisata yang masuk pada Anugerah Desa Wisata 2021. "Kita bersyukur dari DIY ada dua yang masuk yaitu Nglanggeran dan Pentingsari. Keduanya dinilai sudah mandiri dan harapannya bisa menjadi inspirasi bagi Desa Wisata lain di Indonesia," ujarnya. Dengan adanya penghargaan ini, Sugeng berharap nantinya DIY menjadi barometer pembangunan Desa Wisata, para pengelola Desa Wisata bisa optimal lagi membangun community based tourism. "DNA kita di Jogja itu adalah budaya, kemudian aktivitas masyarakatnya. Jangan sampai konsep pengembangan Desa Wisata itu salah dengan memindahkan pariwisata yang di kota ke desa. Itu bisa jadi bumerang karena kita akan kehilangan jati diri desa kita," paparnya. Sugeng berharap terciptanya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah dan stakeholder yang ingin mengembangkan Desa Wisata. Kolaborasi tersebut harus satu mimpi untuk mengembangkan Desa Wisata dengan potensi yang dimiliki, melakukan inovasi dan menjadikan jati diri desa itu menjadi daya tarik. (gon)