Madiun, Cakrawala.co - Kebutuhan transportasi hasil ikan laut yang aman, segar dan berkualitas, terjawab. PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA uji ketahanan prototipe reefer container di Pelabuhan Tamperan, Pacitan, kemarin (23/9/2021). Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro mengaku bahwa selama ini ada kesulitan dalam pengiriman hasil laut. Karenanya, diperlukan sebuah peti kemas dengan sistem teknologi yang canggih. "Selama ini pengiriman hasil laut hanya menggunakan segala macam es untuk pendinginannya,’’ ujar Budi. Budi mendorong engineering PT INKA untuk terus berinovasi dalam risetnya hingga tercipta peti kemas yang berkualitas. Enginering melakukan uji statis endurance guna menakar kualitas dan kinerja sistem automatisasi serta ketahanan dalam menghadapi guncangan gelombang laut. "Nanti uji endurance-nya dibuat sampai ke laut. Saya harapkan, secara teori prototipe ini sudah bisa digunakan,’’ tuturnya. Pengangkutan hasil laut sampai ke dalam peti kemas memanfaatkan sistem hybrid di dalam prototipe. Pengisian daya power suplainya menggabungkan sel surya, baterai dan generator. Bodinya menggunakan polyurethane foam dengan kerangka kontruksi stainless steel yang mampu menjaga temperatur hingga minus 22 ⁰C sehingga kualitas ikan tetap terjaga sampai tujuan. ‘’Kita integrasikan solar panel dengan baterai dan genset diesel agar nelayan tidak bergantung dengan bahan bakar minyak (BBM),’’ terang Budi. Budi menyebut, ada lima jenis prototipe reefer container yang akan dibuat PT INKA menggandeng Universitas Brawijaya (UB) Malang. Berupa mini reefer container dengan kapasitas mulai 1 ton, 2 ton, 5 ton, 20 feet dan 40 feet disesuaikan kebutuhan international shipping. "Kami targetkan Desember selesai standardisasi dan uji sertifikasi agar Januari 2022 sudah dapat diproduksi massal. Dengan inovasi ini kita bisa berdaulat dan mandiri. Tidak lagi bergantung dengan produk luar negeri,’’ pungkasnya. *(RilisINKA/Ayu)