BLITAR CAKRAWALA.CO - Aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan sempat menggegerkan Tanah Air. Kejadian yang menewaskan dua orang pelaku bom bunuh diri dan melukai 20 orang warga tersebut menuai kecaman dari berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali DPC GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Blitar. Ardan Abadan menyebut, aksi teror tersebut merupakan salah satu upaya memecah kesatuan dan persatuan Bangsa Indonesia. Pihaknya mengecam keras perbuatan itu. Menurutnya, aksi tersebut tidak dapat dibenarkan dalam pandangan apapun serta berdasarkan akal sehat. Tindakan itu, kata dia, disamping mencederai rasa kemanusiaan juga dapat mencelakai bahkan mengancam nyawa orang lain. "Atas dasar rasa kemanusiaan, dan upaya untuk merawat spirit persatuan dan kesatuan, kami meminta pihak berwenang agar lebih aktif dalam upaya pencegahan, tidak hanya penindakan," kata Ardan, Senin (29/3/2021) petang. Ia berharap kedepannya tidak terjadi lagi aksi serupa. Ia menganggap teror bom di Katedral Makassar merupakan suatu kecolongan. "Kami mohon kepada pihak kepolisian bisa lebih menciptakan situasi dan kondisi yang aman terutama pada kegiatan masyarakat khususnya kegiatan peribadatan. "DPC GMNI Blitar mengajak segenap masyarakat Indonesia khususnya Blitar untuk bersatu. Kejadian ini merupakan upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya. Ia pun mengajak seluruh masyrakat Indonesia untuk tidak terprovokasi aksi teror yang dianggapnya sebagai upaya memecah belah. "Mari kita bersatu dalam bingkai kebhinekaan, ayo kita jaga dan pertahankan NKRI dari kelompok yang ingin mengganti ideologi negara. Ini merupakan suatu peringatan bagi Bangsa Indonesia untuk merekatkan kembali solidaritas serta persatuan dalam bingkai kebhinekaan sesuai dengan apa yang dicita-citakan founding fathers kita," pungkasnya. (ek)