Seperti Ibu Tanti (42) warga Dawung, Serengan, Solo, yang mengaku membeli bunga untuk ziarah makam.
‘Untuk nyekar sadranan keluarga, orang tua, embah, harga bunga naiknya tinggi sekali lantaran tradisi keluarga.’Ujar Tanti (42).

Sementara itu, Ibu Warsini(56) pedagang bunga tabur asal Boyolali, Jawa Tengah, yang sudah puluhan tahun berjualan di kaasan Pasar Kembang Solo, menjelaskan jika harga bunga mengalami kenaikan.
“Ya satu ikat tu naiknya Rp 400 ribu, mas, kemarin itu belinya Rp 700 ribu, sekarang belinya Rp 1 juta 100 ribu. Pembeli dari san asana pembeli banyak mas.”ujarnya.
Ditanya terkait satu hari bisa laku berapa ikat di bulan Ruwah ini, Ibu Warsini mengaku sudah laku 4 ikat.
“Kalau hari-hari biasa lakuknya nggak seperti ini, ini laris, kalau musim sadranan ini keuntungannya kalau Rp 500 ribu perhari juga dapat,”ungkap Warsini.
Tidak hanya Ibu Warsini, hal senada juga diungkapkan Ibu ratna (36) pedagang bunga musiman asal Solo, yang mengaku untungnya berlipat lipat.