JAKARTA, CAKRAWALA.CO,- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berhasil menjadi bank terbesar ke-6 di Indonesia. Bank ini merupakan hasil penggabungan atau merger dari Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah pada 1 Februari 2021.
BSI juga tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Mei 2018, saat itu bernama PT Bank BRISyariah Tbk. Berdasarkan kapitalisasi pasar BEI, per 3 Maret 2023, kapitalisasi pasar saham BRIS mencapai Rp 72,19 triliun.
Ini adalah prestasi yang cukup menonjol setelah bank ini resmi berdiri pada 1 Februari 2021 atau bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H.
Peresmian Bank Syariah Indonesia dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.
Kinerja yang cukup menonjol adalah Bank Syariah Indonesia (BSI) menyalurkan 55.260 unit rumah subsidi melalui Kredit Pemelikan Rumah (KPR) Syariah. Adapun nilai penyaluran tersebut mencapai Rp6,97 triliun hingga 31 Januari 2023.
Sementara kuota pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) 2023 yang diberikan BP Tapera untuk BSI adalah sebanyak 8.200 unit atau sebesar Rp910 miliar dan kuota pembiayaan Tapera sebanyak 2.500 Unit atau Rp350 miliar.
Menurut Direktur Sales & Distribution Bank BSI Anton Sukarna penyaluran pembiayaan KPR Bersubsidi BSI selama 2022 mencapai Rp1,1 triliun dengan total penjualan lebih dari 7.630 ribu unit rumah.
Adapun penyaluran pembiayaan KPR subsidi tersebar di area Aceh, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Banjarmasin dan Makassar.
Bank Syariah Indonesia merupakan hasil penggabungan dari PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin penggabungan tiga usaha bank syariah tersebut pada 27 Januari 2021 melalui surat Nomor SR-3/PB.1/2021.
Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51,47 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 23,24 perseb, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15,38 persen. Sisanya saham BRIS dipegang masyarakat sebanyak 9,91 persen.
Penggabungan ini akan menyatukan kelebihan dari ketiga Bank Syariah sehingga menghadirkan layanan yang lebih lengkap, jangkauan lebih luas, serta memiliki kapasitas permodalan yang lebih baik. Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia didorong untuk dapat bersaing di tingkat global.
Penggabungan ketiga Bank Syariah tersebut merupakan ikhtiar untuk melahirkan Bank Syariah kebanggaan umat, yang diharapkan menjadi energi baru pembangunan ekonomi nasional serta berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat luas.
Keberadaan Bank Syariah Indonesia juga menjadi cerminan wajah perbankan Syariah di Indonesia yang modern, universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam (Rahmatan Lil ‘Aalamiin).***