GRESIK, CAKRAWALA.CO - Ada banyak cara mengenalkan cinta tanah air serta menanamkan sikap toleransi antar umat beragama kepada anak-anak. Salah satunya seperti yang dilakukan Sekolah Alkitab Liburan (Salib) Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Jalan Panglima Sudirman, Gresik, Jawa Timur. Ari Mustyorini, pendeta GKJW mengatakan Salib diikuti 57 anak dari jemaat Gresik yang digelar selama 2 hari, tanggal 14 sampai 15 Juli 2017 sebagai bagian mengisi kegiatan libur sekolah. Menurut Ari, anak-anak peserta Salib terbagi dalam 3 kelas, yakni Pratama, Madya dan Remaja yang setiap kelas terdiri dari 15 sampai 20 anak usia kelas 1 SD sampai 2 SMA. Setiap kelas berkesempatan mendapat 2 materi dalam waktu 25 menit dengan 23 orang pengajar dari berbagai unsur keagamaan. Materi utama dalam Salib sambung Ari adalah pengenalan agama-agama yang ada di Indonesia, sehingga mereka bisa memahami pentingnya keberagaman. "Dengan memahami perbedaan, mereka bisa menemukan kesamaan sehingga dapat mengerti arti penting perbedaan dalam menunjang keberagamaan," ujarnya, Sabtu (15/7/2017) usai berkunjung ke Kelenteng Kim Hin Kiong, di Jalan Setia Budi, Gresik bersama siswa Salib. Selain tentang keberagaman agama, lanjut Ari anak-anak juga dikenalkan berbagai suku di Indonesia, sehingga pengajar memakai lengkap pakaian adat disertai alunan musik daerah tersebut. Siswa Salib antusias mengikuti pelajaran. Foto (Mohammad Zaini/cakrawala.co) Istiqomah (27), salah seorang pengajar dari unsur Gusdurian yang mengisi materi pengenalan agama Islam mengaku senang bisa terlibat dalam kegiatan Salib. "Saya melihat anak-anak sangat antusias mengikuti pemaparan mengenai materi pengenalan agama ini. Kebetulan saya dikelas agama Hindu dan Islam," ungkap Isti, panggilan akrabnya. Isti yang juga aktifis Forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman (Formagam) tersebut menambahkan, mereka bisa mendengarkan dan menjawab pertanyaan seputar agama Hindu dan Islam dengan baik. Bahkan, anak seusia mereka mengerti dan senang menerima ajaran-ajaran dalam agama lain. "Mereka menyerap bahwa di agama Hindu mengenal kasta, memiliki 3 hari raya, tempat ibadahnya bernama Pure, mengajarkan ahimsa (anti kekerasan) dan merupakan agama terbesar ketiga di dunia. Juga mudah mengenal agama islam yg memiliki masjid sebagai tempat ibadah dan Al-Quran kitabnya," tambahnya. Salah satu materi yang disampaikan Isti adalah mengenalkan 3 pilar Keberagaman dalam Islam yakni Islam (selamat/damai), iman (percaya) dan Ihsan (berbuat baik). Jika manusia beragama jelas Istiqomah, harus punya iman dan ihsan agar hidupnya damai dan memiliki cinta kasih. Lebih jauh Isti memaparkan, Islam yang dibawa oleh Wali sembilan berhasil mengadopsi budaya Indonesia dan memadukannya dengan ajaran agama Islam. Hal tersebut, kata Isti bisa dilihat dari bentuk Masjid di Indonesia. Misalnya masjid Kudus yang perpaduan bangunannya dari agama Hindu dan Islam yang mengajarkan pentingnya membangun toleransi.****ZEN