BOGOR, CAKRAWALA.CO,- Kelompok Wanita Tani (KWT) di Bojonggede Bogor saat ini sedang mengembangkan Urban Farming di RW 19. Fokus awalnya adalah produksi pepaya, yang nantinya akan dijadikan beragam produk turunannya.
Langkah ini direspon positif oleh Balai Penyuluh Pertanian Wilayah 9 Bogor yang Rabu siang (1/2/2023) memberikan penyuluhan pertanian di RW-19 Bojonggede.
Hadir antara lain berbagai kelembagaan yang ada, selain Anggota KWT juga ada Pengurus Kampung Ramah Lingkungan, Bank Sampah dan lain-lain.
Menurut Selvi Kurnianingsih dari Balai Penyuluh Pertanian menyarankan tahap awal harus menentukan bidang apa yang harus ditanam. Pertimbangannya adalah disesuaikan dengan lahan.
"Jadi kita punya icon. Benar tadi pak RW bilang fokus pepaya, boleh jadi nanti jadi kampung pepaya, UKM-nya juga mengembangkan produksi olahannya," kata Selvi.
Kalau di kampung yang banyak lahan bisa melakukan ekstensifikasi, di perkotaan perlu dikembangkan intensifikasi model pertanian vertikal. Misalnya dengan memanfaatkan lahan sempit, termasuk halaman rumah.
Tanaman sayur hidroponik boleh jadi satu pilihan pertanian organik, ketika banyak kecenderungan masyarakat mengonsumsi sayuran organik.
Ketua KWT Sundari berharap kebersamaan bisa terbangun agar tujuan mewujudkan ketahanan pangan.
Ia juga berharap tanaman sayur yang dilakukan di halaman rumah dapat mengurangi belanja di luar rumah.
Dalam hitungannya, tiap rumah bisa mengurangi belanja setidaknya 500 ribu rupiah perbulan.***
