BANJAR JAWA BARAT, CAKRAWALA.CO,- Pertumbuhan tanaman padi kerap terganggu dengan adanya serangan hama. Hama tersebut adalah tikus yang kerap merusak hingga dapat merugikan hasil produk para petani.
Dalam hal ini, tikus dapat menyerang seluruh fase pertumbuhan tanaman padi bahkan pada fase penyimpanan. Tidak hanya itu, kerusakan terparah terjadi pada fase generatif, karena dalam hal ini tanaman padi sudah tidak mampu lagi membentuk padi baru.
Untuk itu, pengendalian terhadap hama tikus wajib dilakukan petani sejak dini, yakni sejak musim tanam hingga panen.
Seperti yang dilakukan oleh tim Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (GERDAL OPT) Langensari Kota Banjar, Jawa Barat. Gerakan ini dilakukan di area pesawahan Sampih, Desa Rejasari, Kecamatan Langensari dengan secara serentak.
Petugas POPT, Dadang Dian Firmansyah mengatakan, bahwa tikus merupakan hama yang cukup menakutkan bagi para petani. Untuk itu, ia bersama tim melakukan pengendalian untuk menekan pertumbuhan populasi tikus.
"Tikus memang hama yang sangat menakutkan khususnya bagi para petani. Untuk itu, kami melakukan pengendalian dengan cermat dan tepat agar populasi perkembangbiakan tikus cepat teratasi. Hal ini dilakukan karena tikus kerap merusak tanaman padi, bahkan karena hama ini petani bisa gagal panen," ujarnya kepada awak media, Senin (30/1/2023).
Hal yang sama dikatakan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kota Banjar, Abdul Kholik Ibrahim. Menurutnya, salah satu penyebab turunnya produksi padi sawah adalah tikus. Perkembangbiakan tikus serta mobilitas tikus yang cepat dalam daya rusak padi, merupakan ancaman serius bagi pertumbuhan tanaman padi.
"Tikus merupakan hama utama tanaman padi, karena dapat merusak hingga menurunkan hasil produksi padi. Populasinya sangat banyak, karena satu pasang tikus bisa berkembangbiak menjadi 1300 ekor lebih dalam setahun, dalam hal ini sehingga susah dikendalikan terlebih tikus beraktivitas pada malam hari," jelasnya.
Di tempat yang sama, Kabid Pertanian dinas Pertanian Kota Banjar Yeti Kusmawati mengatakan bahwa kegiatan ini adalah untuk antisipasi serangan hama tikus. Menurutnya kegiatan ini harus dikerjakan dengan cara bersama, hal ini agar tikus tidak dapat berpindah tempat.
"Kegiatan ini sangat bagus karena untuk mengantisipasi serangan hama tikus. Dalam kegiatan ini juga harus dilakukan secara bersama karena kalau tidak nanti tikus bisa berpindah tempat," ujarnya.
Teknik dalam pengendalian hama tikus ini dilakukan secara terpadu seperti dengan cara pengemposan belerang ke liang dimana tikus bersembunyi, pemasangan jaring, serta dengan cara pengumpan racun atau tutup liang dengan tanah liat.
Selain dari Dinas Pertanian, KTNA dan petani, kegiatan ini juga dihadiri oleh Camat Langensari, Jajat Sudrajat dan Kepala Desa Rejasari, Subur Waluyo serta perangkat desa.
Hermanto