YOGYAKARTA, CAKRAWALA.CO- Kasus Penyakit Mulut dan Kuku ( PMK ) pada sapi yang sempat meresahkan petani tahun lalu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Kasus kematian sapi akibat terjangkit PMK diharapkan tidak terulang lagi. Oleh karena itulah Pemerintah melakukan kick off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional tahun 2023. Kegiatan diawali kick off nasional secara virtual yang dipusatkan di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Sabtu (28/1/2023).
Sementara itu, untuk tingkat DIY dipusatkan di kandang Kelompok Ternak 45 Depok Parangtritis Kretek Bantul dengan ditandai penyuntikan sapi oleh Bupati Bantul Abdul Halim Muslih dilanjutkan penempelen label telah divaksin.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto mengatakan di DIY jumlah PMK pada hewan berkuku belah tercatat 14.600 ekor. Jika dikonversi dengan jumlah ternak DIY 900.000 ekor, maka angka PMK adalah 1,06 persen.
"Dari jumlah tersebut yang sudah sembuh ada 8.000 ekor. Sedangkan yang lain ada yang dilakukan potong bersyarat dalam rangka zero case dan dilakukan sangat masif," ungkap Sugeng Purwanto.
Sugeng Purwanto menambahkan dengan adanya kick off Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Nasional tahun 2023, maka diharapkan PMK bisa clear. Saat ini aat PMK belum selesai muncul penyakit kulit Lumpy Skin Disease (LSD).
" LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang merupakan virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae. Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau. Belum ada laporan terkait kejadian LSD pada ruminansia lain seperti kambing dan domba. Pelaku ternak harus waspadai penyakit kulit ini sembari menyelesaikan PMK," terangnya.
Sementara tu, Bupati Abdul Halim Muslih mengatakan kick off dan penyerahan bantuan ini dalam rangka darurat PMK dan diharapkan bermanfaat bagi para peternak yang terkena PMK. ( Sants )