Subulussalam, Aceh - Miris, sudah 6 tahun Pasangan suami istri, Rahjali dan istrinya menempati rumah yang tidak layak huni, berkonstruksi dinding papan yang sebagian sudah lapuk dimakan usia dan seng, serta beratapkan rumbia seadanya, di Desa Batu Napal Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam,Aceh.
Material rumah yang berukuran sekitar 4 meter persegi ini pun ia peroleh dari sumbangan warga desa setempat, yang akhirnya ia bangunkan menjadi menjadi tempat kediamannya 6 tahun lalu, untuk berteduh dari panas dan hujan,
Rahjali mengaku, mau tidak mau menempati rumah ini meski pun jauh dari kata layak huni, lantaran keterbatasan ekonomi, pekerjaannya sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan yang tidak menentu membuatnya tak punya kemampuan untuk merehab kediamannya tersebut.
"Berdirinya rumah saya ini pun berkat swadaya bantuan dari masyarakat bang, pekerjaan saya hanya lah buruh lepas, penghasilan tidak menentu" Kata Rahjali
Ia berharap, sebagai warga Aceh, pemerintah bisa memperhatikan dirinya, sebab sejak situasi damai mulai dirasakan di ACeh, pasca penandatangan MOU Helsinky, ia kerap melihat warga tak mampu diwilayah ini diberikan bantuan rumah dan rehab, namun bantuan-bantuan ini tak pernah ia dapatkan
"Dengan ini saya menyampaikan permohonan agar pemerintah Aceh agar sudi kiranya memberikan bantuan satu unit rumah layak huni, untuk tempat saya berteduh dengan keluarga,"Pinta Rahjali dengan penuh harapan.