BLITAR CAKRAWALA.CO - Anggota DPR RI Komisi X, Guruh Soekarno Putra bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menggelar forum peningkatan kualitas tata kelola dan jejaring destinasi desa wisata Kabupaten Blitar, bertempat di wisata edukasi Kampung Coklat, Sabtu (27/5/2023).
Hadir dalam forum siang itu di antaranya Didik Nurhadi mewakili Guruh Soekarno Putra, Wahyu (Plt Direktur Pengembangan Destinasi I), Luqman Indra Laksono (Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Blitar), Suhendro Winarso (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blitar) dan Budi Setiawan sebagai narasumber serta sekitar 70 peserta pelaku wisata.
Didik Nurhadi sebagai keynote speech sekaligus pembuka acara mengatakan, Kota maupun Kabupaten Blitar memiliki banyak destinasi wisata, baik alam maupun buatan. Saat ini berkembang desa wisata berbasis partisipasi masyarakat, contohnya desa wisata Semen Kecamatan Gandusari yang menyabet juara 1 kategori Desa Wisata Maju di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
"Ada lagi desa wisata Serang Kecamatan Panggungrejo yang juga menjadi salah satu jujugan para wisatawan. Sejak beberapa tahun terakhir, kedua desa wisata ini perkembangannya cukup pesat, hingga menarik wisatawan lokal maupun mancanegara," ujar tenaga ahli Guruh Soekarno Putra itu.
Baca Juga: Inilah Manfaat dan Efek Samping Terong Bagi Kesehatan Simak Penjelasannya
Pihaknya berharap, dalam forum tata kelola dan jejaring desa wisata ini, para pelaku wisata, pokdarwis dan pengiat desa wisata mendapatkan informasi dan pengetahuan baru terkait upaya meningkatkan pengelolaan desa wisata sehingga desa wisata di Kabupaten Blitar bisa berkembang dan maju.
"Semoga kegiatan kemitraan antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Komisi X DPR RI dalam hal ini Bapak Guruh Sukarno Putra dapat kembali menyemangati para pelaku pariwisata dan pengiat desa wisata untuk kembali bangkit dari kondisi terpuruk di masa Covid-19. Semoga juga geliat kepariwisataan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat baik di wilayah destinasi wisata dan desa wisata di Kabupaten Blitar," harapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blitar Suhendro Winarso menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya agenda tersebut. Menurutnya, pengembangan desa wisata di Kabupaten Blitar dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk DPR RI.
"Forum seperti ini diharapkan dapat menambah ilmu para pegiat wisata yang terlibat di dalamnya," kata Suhendro.

Baca Juga: Peran Pelaku Wisata Menstimulus Orang Berkunjung ke Blitar, Tidak Hanya Lewat Tapi Stay
"Saat ini desa wisata sedang didukung oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata, Kemenko Marves, BUMN, Kementerian Koperasi UKM dan lainnya untuk memberikan pemahaman yang sama mengenai kriteria, sub kriteria dan indikator desa wisata," ungkap Budi Setiawan dari Pradita University Tangerang sebagai narasumber.
Selama ini banyak yang keliru menilai mengenai desa wisata dan wisata desa. Maka menurutnya perlu adanya kesamaan persepsi.
"Desa wisata itu wajib hukumnya tamu live in (tinggal) dengan akomodasi yang disebut homestay. Sedangkan wisata desa hanya main, mungkin nyampah, buang kotoran habis itu pulang dan kita gak dapet apa-apa. Tapi kalau desa wisata punya paket wisata lengkap di situ sehingga seluruh elemen masyarakat termasuk usaha 13 sub sektor pariwisata pasti laku. Termasuk juga 17 ekonomi kreatif sesuai UU ekonomi kreatif nomor 24 tahun 2019 tentang Ekraf dan UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, semua pasti terdongkrak," paparnya.