BLITAR CAKRAWALA.CO - Pasar grosir sayur Wlingi yang beromzet ratusan rupiah bahkan satu miliar lebih per hari ternyata belum memiliki tempat sendiri.
Pasar yang menjadi pusat transaksi jual beli sayuran dalam partai besar itu hingga kini tempatnya masih nunut di Terminal dan pelataran parkir pasar Wlingi. Ada yang di sebelah Selatan dan di Timur Terminal tipe C yang sudah tidak lagi berfungsi tersebut.
"Omzet perputaran uang pedagang grosir sayur Wlingi terendah 500-600 juta rupiah per hari, itu terendahnya, kadang bisa mencapai 1 miliar lebih per hari. Kalau dirata-rata sekitar 700-800 juta rupiah per hari," kata Suhut, Ketua paguyuban pedagang grosir sayur Wlingi melalui telepon, Sabtu (15/4/2023).
Baca Juga: Mudik ke Blitar dari Sukamiskin, Anas Urbaningrum Punya Rencana Begini
Baca Juga: Kabag Kesra Kabupaten Blitar ke Tenaga Pendidik: Anak-Anak Butuh Keteladanan Kita
Suhut mengungkapkan, dia dan 140 anggota paguyuban pedagang pasar grosir sayur menghendaki agar segera direlokasi. Pihaknya juga tidak mempermasalahkan misalnya di tempat yang baru nanti fasilitasnya masih apa adanya.
"Kami berharap relokasi secepatnya. Jadi apa yang menjadi aturan atau regulasinya segera diselesaikan kemudian diambil keputusan sehingga kami bisa segera bergeser. Tidak masalah misalnya kondisi di tempat yang baru hanya beratap langit, kehujanan ataupun kepanasan gak apa-apa," ujar Suhut.
Menurutnya, kalau sudah punya tempat sendiri, pengakuan atau legalitas menjadi jelas.
"Kalau dikatakan pasar grosir sayur Wlingi tapi tempatmu mana, kan gak ada. Yang kita tempati sekarang kan punya Dinas Perhubungan (lokasinya terminal). Jadi secara status gak jelas," sambungnya.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Tol Semarang-Solo, Korban Tewas Bertambah Jadi 8 Orang

"Inisialnya AG ini darimana, bawa bendera apa gak jelas tapi dia ikut campur masuk di lokasi pasar seolah-olah ingin jadi pahlawan atau bahasa lainnya membela para pedagang grosir itu. Saya juga belum pernah ketemu, ya baru mendengarnya kemarin itu. Kalau para pedagang semuanya paham apa niat saya," ungkapnya.
Suhut juga memaparkan bahwa AG sempat menggalang tanda tangan yang tujuannya untuk membentuk paguyuban lain.
"Saya dapat info, AG ini katanya benci sama saya. Entah karena persoalan pribadi atau apa gak paham. Tapi yang jelas, itu dikatakan AG kepada banyak orang," katanya lagi.
Baca Juga: Hadiri Perayaan Dharma Santi di Candi Palah Penataran, Bupati Blitar Ajak Umat Beragama Guyub Rukun