BPOM Hingga IDAI Buka-bukaan Soal Kasus Gagal Ginjal Misterius yang Serang Anak Indonesia

- Selasa, 18 Oktober 2022 | 13:03 WIB
ilustrasi anak sakit
ilustrasi anak sakit


Jakarta, Cakrawala.id -Indonesia digegerkan dengan temuan 189 anak terkena gagal ginjal akut misterius. Kasus yang sama juga terjadi di Gambia, diberitakan Reuters, Selasa (11/10/2022), 69 anak meninggal dunia karena cedera gagal ginjal akut. Diduga, kematian tersebut terkait obat batuk produksi India. Sementara, dilansir dari Washington Post, 6 Oktober 2022, Dewan Penelitian Medis Gambia mengatakan obat tersebut telah diidentifikasi mengandung sejumlah besar racun yang merusak ginjal secara permanen.

Apakah kasus di Gambia sama dengan di Indonesia? Apakah obat berbahaya itu juga beredar di Indonesia?

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati, IDAI menyatakan bahwa gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak di Indonesia tidak berhubungan dengan obat-obatan tertentu.

"Kami tidak mendapatkan data atau kesimpulan bahwa ini berhubungan dengan obat tertentu sehingga kami tidak memberikan rekomendasi atau anjuran menghindari obat," kata Eka dalam konferensi pers bersama IDAI pada Jumat (14/10/2022).

Lebih lanjut, Eka menambahkan, pihaknya telah melakukan investigasi obat-obatan yang ada di pasaran. Hasilnya pun tidak ditemukan obat-obatan serupa dengan obat-obatan Gambia.

"Bahan baku obat-obatan di Indonesia tidak berasal dari Gambia," imbuhnya.

Sementara, Pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan, parasetamol atau asetaminofen adalah obat yang bekerja menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.

"Obat ini termasuk aman untuk berbagai keadaan, termasuk untuk anak-anak dan ibu hamil/menyusui, dan orang dengan gangguan lambung, sepanjang dipakai dalam dosis terapinya," jelasnya dalam keterangan tertulis yang dilansir dari detikcom, Kamis (13/10/2022).

"Dosis terapi parasetamol untuk dewasa adalah 500 mg-2 gram, bisa digunakan 3-4 kali sehari @500 mg (jika masih nyeri atau demam), dengan maksimal penggunaan 4 gram (8x500 mg). Dosis untuk anak menyesuaikan usia dan berat badan," sambung Prof Zullies.

Lebih lanjut Prof Zullies menerangkan, overdosis parasetamol bisa terjadi pada konsumsi berulang. Namun pun terjadi toksisitas, umumnya pada hati (liver), bukan pada ginjal.

"Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4% kasus) jika parasetamol digunakan sampai 15 gram. Secara mekanisme, toksisitas parasetamol lebih banyak terjadi pada liver/hati, bukan pada ginjal," imbuhnya.

Terkait temuan kasus cedera ginjal dengan dugaan penyebab sirup batuk di Gambia, Prof Zullies menyebut, memang memungkinkan sirup parasetamol di negara tersebut mengandung kadar senyawa tambahan lain yang berbahaya.

Beredaasarkan data terbaru, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso ada 189 laporan kasus gagal ginjal akut dari 20 provinsi.

Data Terbaru Kasus Gagal Ginjal Misterus di Indonesia
IDAI mengatakan mayoritas anak yang terkena gangguan ginjal akut berusia 1-5 tahun. Sebanyak 44,1% mengalami gelaja infeksi saluran cerna sebelum dinyatakan AKI. Sementara itu 30,3% mengalami demam, 18,4% mengalami ISPA, sisanya mengalami gejala lainnya.

"Yang paling khas adalah penurunan jumlah air kencingnya atau buang air kecilnya yang kita kenal dengan oliguria atau sama sekali tidak ada urinenya atau yang kita kenal dengan anuria," ungkap Plt. Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes dr Yanti Herman dalam konferensi pers virtual, Jumat (14/10/2022).

Halaman:

Editor: Sittaresmi Bengkulu

Tags

Terkini

Inilah Sederet Manfaat Tomat untuk Wajah Glowing

Kamis, 6 April 2023 | 10:34 WIB
X